"Semalam
ku bermimpi,
Datang
pari-pari syurga turun dan menyapa diri
'Duhai
insan pilihan Allah,
kenapa kau bergundah hati?
Tidakkah
engkau melihat DIA sedang memandangmu
Dengan pandangan
sepenuh cinta?'
Duhai
sang pari-pari syurga
Benarkah
seperti yang kau kata?
Layakkah
aku menjadi yang paling diredhai-Nya?
Duhai
insan pilihan Allah,
Allah itu
dekat untuk orang-orang yang dekati-Nya
Allah itu
tidak pernah menjauh
Untuk
orang-orang yang tidak menjauhi-Nya
Pandanglah
ujian yang turun sebagai nikmat
Seperti
hujan yang turun penuh rahmat
Membasahi
dirimu agar lebih mendekat
Dekat
dengan redha-Nya
Dekat dengan maghfirah-Nya
Untuk
semakin dekat melamar syurga-Nya
Tidakkah
kau menginginkannya?"
Bismillah.
Ada saat-saat
masanya, kita akan diduga dengan beban ujian yang bertimpa-timpa. Sekaligus.
Belum sempat satu masalah itu selesai, tiba-tiba datang pula tiga masalah yang
lain serentak.
Ada
saat-saat masanya, semua yang kita lakukan serba tidak kena. Serba tidak
menjadi.
Ada
saat-saat masanya, apa yang kita usahakan baik pada pandangan mata kita rupanya
menjadi suatu hasil yang sangat buruk. Keadaan malahan menjadi lebih teruk.
Pernahkah
kalian berada di situasi tersebut?
Sempit jiwa
seketika. Ingin bernafas pun terasa sesaknya dada.
Saat-saat
yang akal seperti sudah 'jem' berfikir mencari solusi yang tidak berjumpa,
mencari-cari jawapan pada setiap persoalan yang timbul, namun tiada
penyelesaian.
Saat itu,
sebaris patah sahaja yang bagai terngiang-ngiang di telinga.
"Sabar
dan solat."
"Sabar
dan solat."
"Sabar
dan solat."
"Para
ulamak Sufi mengatakan:
Jika
seseorang itu tidak ditimpa apa-apa ujian dalam tempoh 40 hari, bimbangilah dia
tidak lagi dipedulikan oleh Allah.
Sesungguhnya
setiap dugaan yang datang itu adalah tanda cinta-Nya kepada manusia."
-------
Telekung itu
lencun. Subhanallah. Betapa ajaibnya rasa Allah berikan.
Bila sujud
lama-lama, segala perasaan yang berombak menyesakkan dada itu hilang serta
merta. Rasa galau dan sedih, segera terusir. Digantikan dengan rasa sangat tenang,
aman.
Syukur, air
mata cinta tidak pernah mengering. Di saat-saat itu, satu baris namanya sahaja
yang ingin dipanggil. Terus-menerus tanpa henti.
"Allahu
Allah..."
"Tuhanku,
aku tidak kuat. Namun Engkau Maha Kuat. Berikan daku kekuatan demi kekuatan,
untukku tempuhi segala dugaanMu.
Tuhanku, aku
tidak pandai. Namun Engkau Maha Bijaksana. Berikan daku solusi dan penyelesaian
bagi setiap permasalahanku.
Tuhanku, aku
tidak reti untuk mentafsirkan segala dugaanmu. Namun Engkau Maha Mengetahui
takdir hidupku. Bukakan daku hikmah satu persatu, agar ku lebih merasai
manisnya cinta-Mu padaku.
Tuhanku, aku
tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan? Namun Engkau Maha Hadi Pemberi
petunjuk, berikan daku petunjuk dan hidayah-Mu selalu agar aku tetap berada di
jalan-Mu, tolong jangan sampai aku tersasar arah tujuan kepada-Mu.
Tuhanku, ku
serahkan diriku sepenuhnya pada-Mu. Hidup dan matiku hanya untuk-Mu.
Perbaikilah segala urusan duniaku, dan perbaikilah urusan akhiratku agar ku
kembali nanti dengan hati yang saleem kepada-Mu..."
"Perhatikanlah,
Di
sebalik ujian yang datang bertimpa-timpa itu sebenarnya Allah sedang ingin
'menghadiahkan' suatu kemanisan yang tidak akan disangka-sangka.
Teruslah
berbaik sangka kepada-Nya."
-------
Tuhanku, aku
tidak punya sesiapa selain-Mu. Aku hanya punyai Engkau satu-satunya tempat ku
bergantung harap. Biar manusia tidak memandang padaku, asal Kau sentiasa sudi
memandangku.
Biar manusia
tidak akan pernah mampu mengerti hatiku, jiwaku, namun Engkau maha mengerti
segala rasaku. Biar manusia mengatakan apa jua dalam pandangan mereka namun ku
tahu Engkau tidak seperti itu.
Biar manusia
mengatakan ia mustahil, namun tidak ada satu pun yang mustahil pada-Mu. Bila
mana Engkau berkata Kun, Fayakun maka terjadilah ia seperti kehendak-Mu.
Tuhanku,
cukuplah Engkau untukku terus berjalan. Bukan manusia yang membahagiakanku,
tapi Engkau yang selalu membahagiakan diriku dengan cara-Mu. Pujukan-Mu,
belaian-Mu, dekapan-Mu. Jauh lebih indah dan nyaman dari sekalian makhluk yang
ada.
Tuhanku,
jangan Kau palingkan hatiku setelah Kau berikan keyakinan padaku. Tetapkanlah
daku berada dalam garis lurus-Mu. Tetapkanlah daku dalam keimanan yang utuh
pada-Mu.
Teguh-teguh,
selalu...
------
Wahai jiwa.
Biasakan dirimu didera derita, bukan dihiasi jalan kesenangan semata.
Derita demi
derita itu, sebenarnya lebih mengajarkan kita Allah itu sangat Kuasa di atas
segalanya. Allah Pemilik mutlak kita, Allah Pengawal seluruh kehidupan kita.
Siapalah
kita tanpa-Nya?
Wahai diri,
jika engkau jatuh lagi, bangkitlah kembali. Jika jatuh lagi, bangun lagi dan
lagi. Jangan pernah berputus asa dengan Ilahi, meskipun kau berputus asa dengan
duniawi.
Wahai diri, dunia
ini sekejap sahaja. Sekejap sahaja kau hidup. Sedangkan mati itu, suatu
perjalanan yang cukup panjang. Tak mengapa kau rasa lelah, penat dan letih
sekarang.
Tapi Allah sudah mengira setiap usahamu. Allah sudah mengira
butir-butir air matamu. Allah hanya ingin melihat keyakinanmu pada-Nya.
Nanti, akan
Allah hadiahkan kau dengan imbalan syurga. Bahagia di dunia cuma sekejap
sahaja, tapi bahagia di syurga selama-lamanya.
Senyumlah. Syukurlah selalu
kepada-Nya. DIA selalu sayang padamu. DIA selalu cinta pada hambanya yang tetap
beriman.
Duhai hati,
jangan kau sesekali mengeluh. Tapi sentiasalah berbisik dengan-Nya.
Bisikan-bisikan cinta. Bahawa kau cintai Allah lebih dari segalanya. Ia
perlukan bukti.
Kerana itu Allah menguji lagi dan lagi. Biarlah Allah menguji.
Sehingga nanti, DIA tahu kau benar-benar ikhlas menjadi hamba Ilahi. Ikhlaskanlah.
"Ya
Allah Ya Tuhanku
Terima
kasih untuk tanda cintaMu
Tanda-tanda
ini, akan aku simpan sebagai kekuatan
Meneruskan
perjuangan kehidupan
Jangan
biarkan daku sendirian tanpa pertolongan
Ku damba
Engkau di setiap perjalanan
Kurniakanku
ketabahan dan kecekalan
Hanya
pada-Mu ku terus bersandar harapan..."
p/s:
Ketenangan dari kesesakan dunia, Allah berikan ilham yang mencurah-curah untuk
menghasilkan buku kedua. Terima kasih Allah. Segala puji bagi-Mu yang Maha
Pemurah. Lebih fokus untuk dakwah, harus fokus untuk ummah.
Terus sabar
menanti proses kemunculan buku pertama. Sungguh terasa penantian yang sangat
lama. Tuhanku, bukan soal cepat atau lambat, yang jauh lebih penting ku mohon
dengan sangat, 'balutkan' buku tersebut dengan tanda cintaMu pada seluruh
makhlukMu. Biar mereka turut merasai tanda cinta dariMu sepertimana Engkau
berikan rasa itu kepadaku...Allahumma amin.
: hikmatul islam
: 14102014
: 0345 p.m
Akak tunggu buku wanis :'( sungguh takdirNya cukup indah walau dlm linangan air mata :'(
ReplyDeletePernahkah kalian berada di situasi tersebut?
Sempit jiwa seketika. Ingin bernafas pun terasa sesaknya dada.
Saat-saat yang akal seperti sudah 'jem' berfikir mencari solusi yang tidak berjumpa, mencari-cari jawapan pada setiap persoalan yang timbul, namun tiada penyelesaian.
Saat itu, sebaris patah sahaja yang bagai terngiang-ngiang di telinga.
"Sabar dan solat."
"Sabar dan solat."
"Sabar dan solat."
Jawapan akak: PERNAH